True
GRID_STYLE
TRUE

Breaking News

latest

Advertisement

Kontroversi Dapur Umum Warga Rempang: Ustaz Abdul Somad Dituduh Terlibat, Habib Rizieq Angkat Bendera Pembelaan

Kontroversi Dapur Umum Warga Rempang: Ustaz Abdul Somad Dituduh Terlibat, Habib Rizieq Angkat Bendera Pembelaan OnePedia.Web.Id - Imam Besa...

    Kontroversi Dapur Umum Warga Rempang: Ustaz Abdul Somad Dituduh Terlibat, Habib Rizieq Angkat Bendera Pembelaan


    ontroversi Dapur Umum Warga Rempang: Ustaz Abdul Somad Dituduh Terlibat, Habib Rizieq Angkat Bendera Pembelaan [ One Pedia - OnePedia.Web.Id ]

    OnePedia.Web.Id - Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), membuat gebrakan kontroversial dengan menyebut bahwa dai terkenal, Ustaz Abdul Somad (UAS), dipanggil oleh pihak kepolisian karena terlibat dalam pendanaan dapur umum bagi warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Ini terjadi setelah terjadi bentrokan antara warga dan aparat keamanan.

    Dalam video yang tersebar luas di media sosial pada Sabtu (16/9/2023), Habib Rizieq menyatakan bahwa UAS dianggap bersalah karena membantu kelompok masyarakat yang sedang terlibat dalam tindakan kejahatan. "Tuduhannya apa saudara, Ustaz Abdul Somad melakukan pelanggaran pidana karena membantu orang yang sedang melakukan kejahatan," tegas Habib Rizieq dalam video tersebut.

    Habib Rizieq tidak tinggal diam setelah mendengar kabar pemanggilan UAS oleh pihak kepolisian. Ia mengungkapkan bahwa mereka telah mengirimkan tim pengacara untuk memberikan bantuan hukum kepada UAS. "Kami sudah kirim advokat karena Ustaz Abdul Somad. Beliau bersuara membela warga Rempang yang di Batam," kata Habib Rizieq.

    Lebih lanjut, Habib Rizieq mengungkapkan bahwa salah satu pihak yang bertanggung jawab atas dapur umum untuk warga Rempang juga telah diamankan oleh pihak berwajib selama bentrokan berlangsung. Bahkan mereka yang dengan sengaja memberikan bantuan makanan atau minuman kepada masyarakat juga ikut digelandang oleh polisi.

    Sebelumnya, UAS telah mengungkapkan bahwa salah satu sahabatnya, yang bernama Burhan, juga dipanggil oleh polisi setelah terjadinya bentrokan di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam pada Senin (11/9/2023). UAS membagikan undangan wawancara klarifikasi perkara dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kepulauan Riau di akun Instagramnya.

    Undangan tersebut berisi poin yang mencolok, yaitu, "Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan atau mereka yang sengaja memberi sarana untuk melakukan kejahatan."

    Pulau Rempang sendiri sedang menjadi pusat perhatian karena rencana pembangunan Rempang Eco City, sebuah proyek yang terdaftar dalam Program Strategis Nasional 2023. Proyek ini diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus 2023. Rencananya, proyek ini akan mengubah Rempang menjadi kawasan industri, perdagangan, dan wisata terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan Singapura dan Malaysia. Selain itu, proyek ini juga akan mencakup pembangunan pabrik kaca dan panel surya, yang diklaim sebagai yang terbesar kedua di dunia setelah China. Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp175 triliun dan dapat terus meningkat hingga mencapai Rp361 triliun.

    Azlaini Agus, seorang tokoh masyarakat Riau dan Kepulauan Riau, mengungkapkan situasi yang dihadapi oleh warga Pulau Rempang. Ia menyatakan bahwa sejak Agustus 2023, pemerintah telah melakukan upaya pengusiran paksa terhadap warga dengan menghentikan layanan sejumlah puskesmas dan sekolah. Azlaini mengkritik tindakan ini yang diambil oleh BP Batam dan pemkot, dengan tujuan agar warga Rempang setuju untuk relokasi, meskipun sarana prasarana untuk relokasi belum dibangun.

    Azlaini juga mengungkapkan bahwa warga Rempang baru mengetahui tentang rencana proyek tersebut melalui media sosial, bukan dari sosialisasi resmi pemerintah. Ia menyoroti upaya BP Batam yang memaksa masuk ke Pulau Rempang pada tanggal 23 Agustus 2023 untuk memasang patok tanah yang telah diberikan kepada investor.

    Pada tanggal yang sama, seluruh warga masyarakat Rempang dan pulau-pulau sekitarnya, sekitar 6.000 orang, menggelar aksi unjuk rasa menolak relokasi. Mereka tidak menolak investasi, tetapi mereka menolak dipindahkan dari kampung halaman mereka yang telah dihuni selama 300 tahun secara turun temurun.

    Kontroversi ini terus menghangat, dan publik menanti perkembangan lebih lanjut terkait pemanggilan Ustaz Abdul Somad dan rencana pembangunan Rempang Eco City yang menjadi fokus perdebatan.

    Tidak ada komentar

    Opedi memerlukan kritik dan saran dari sobat Opedi demi kelangsungan blog ini.
    Buat yang sekadar ingin komentar dipersilahkan.
    Budidayakan berkomentar dengan perkataan yang baik.

    Advertisement