Ekonomi Melarat: Pedagang Tanah Abang Merana di Tengah Janji Pemerintah yang Tak Terealisasi Jakarta, OnePedia.Web.Id - Blok G Tanah Abang,...
Ekonomi Melarat: Pedagang Tanah Abang Merana di Tengah Janji Pemerintah yang Tak Terealisasi
Jakarta, OnePedia.Web.Id - Blok G Tanah Abang, yang dulu dikenal sebagai surga perbelanjaan bagi warga ibu kota, kini menjadi saksi bisu dari kemerosotan ekonomi yang tidak terduga. Pedagang-pedagang di sana bersatu dalam keluhan mereka tentang minimnya pendapatan yang mereka peroleh akibat sepi pengunjung dan kondisi pasar yang semakin tak terurus. Sebuah janji pemerintah untuk merevitalisasi Blok G juga terasa hanya sebagai angin lalu, tanpa tindakan yang konkret.
"Sekarang, lihat sendiri saja, hampir tidak ada yang lewat di sini," ujar Sukril, seorang pedagang yang sudah lama berdagang di Blok G Tanah Abang. Keluhannya bukanlah baru, sejak tahun 2012 pedagang di sini telah merasakan sepinya pembeli, yang semakin diperparah oleh pandemi Covid-19.
Namun, yang lebih mengherankan adalah bahwa saat pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir, harapan akan pemulihan ekonomi justru semakin memudar. "Ketika pandemi Corona berakhir, pemerintah berbicara tentang pemulihan ekonomi, tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Kami semakin terpuruk," ujarnya dengan nada kecewa.
Kondisi fisik bangunan Blok G juga mencerminkan kelalaian yang sama. Jika dibandingkan dengan Blok A yang terawat dengan baik, Blok G tampak seperti ditinggalkan begitu saja. Gedung-gedung di Blok A memiliki pendingin ruangan yang membuat suasana nyaman, serta pencahayaan yang cukup sehingga barang dagangan terlihat menarik.
Sebaliknya, Blok G Tanah Abang terasa sunyi dan suram. Saat berada di dalamnya, yang terdengar hanyalah suara burung peliharaan yang tergantung di langit-langit pasar. Cahaya yang redup membuat pasar terlihat gelap, banyak toko yang tutup, dan lantai-lantai yang retak dan berbahaya.
Beberapa waktu lalu, Blok G Tanah Abang bahkan dijadikan sarang bagi preman. Meskipun rencana pembaruan pasar ini telah digaungkan sejak tahun 2018 oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, namun tampaknya belum ada tindakan nyata yang diambil.
Selain itu, berbeda dengan Blok A, di Blok G kita dapat menemukan banyak kucing yang berkeliaran di dalam gedung. Kotoran mereka merata di mana-mana, menciptakan bau tidak sedap di beberapa sudut pasar.
Eskalator di Blok G Tanah Abang juga telah dinonaktifkan, menyisakan hanya dua lantai yang masih aktif digunakan untuk berjualan. Asmardi, seorang pedagang penjual tas sekolah di Blok G, mengungkapkan bahwa banyak toko yang tutup akibat pandemi Covid-19. Situasi ini membuatnya sangat bergantung pada anak-anaknya secara finansial.
Ketika ditanya kapan pelanggan biasanya datang ramai, ia menjawab bahwa hal tersebut terjadi saat bulan puasa Ramadan dan musim masuk sekolah. Namun, menurut Asmardi, salah satu alasan utama sepinya Blok G Tanah Abang adalah jembatan layang yang menghubungkan blok lain dengan Stasiun Tanah Abang.
"Dulu, orang-orang mau ke stasiun biasanya mampir dulu ke sini. Sekarang, langsung saja ke stasiun melalui jembatan. Dari Blok A ke stasiun juga lebih mudah lewat bawah," katanya.
Sementara para pedagang terus berjuang untuk bertahan, banyak di antara mereka yang merasa ditinggalkan oleh pemerintah yang tidak mampu memenuhi janji-janji pemulihan ekonomi. Keadaan Blok G Tanah Abang yang semakin merana memanggil untuk tindakan nyata demi menjaga kehidupan pasar yang pernah gemerlap ini.
Sumber: Tempo
Tidak ada komentar
Opedi memerlukan kritik dan saran dari sobat Opedi demi kelangsungan blog ini.
Buat yang sekadar ingin komentar dipersilahkan.
Budidayakan berkomentar dengan perkataan yang baik.