True
GRID_STYLE
TRUE

Breaking News

latest

Advertisement

"Kisah Inspiratif Mahasiswa UNY: Menyiasati Hidup dengan Rp250 Ribu"

    Haris, seorang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), memiliki kisah hidup yang patut diinspirasi. Meskipun tidak mendapat jatah makan dari masjid tempatnya menjadi marbot, Haris berhasil mengelola Rp250 ribu per bulan untuk hidupnya dengan cerdik.

    Dalam wawancara kami, Haris mengungkapkan bahwa ia hanya mengeluarkan sekitar Rp150 ribu per bulan untuk makanannya. Bagaimana caranya? Haris memanfaatkan sumbangan beras, mie instan, dan telur dari warga, serta menu makanan dari hajatan warga sebagai penunjang makanan sehari-harinya. Dengan demikian, ia berhasil menjalani hidup dengan pengeluaran yang minim.

    Selain itu, Haris juga aktif dalam kegiatan di masjid, seperti tahlilan, yang memungkinkannya untuk memperoleh makanan dan konsumsi tambahan. Namun, pengeluaran terbesarnya datang dari kebutuhan organisasi, seperti pembayaran uang kas, menabung untuk Pakaian Dinas Lapangan (PDL) organisasi, dan biaya rapat.

    Haris juga harus mengeluarkan uang sebesar 30 ribu rupiah per bulan untuk kebutuhan peralatan mandi, termasuk sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, dan barang-barang mandi lainnya. Meskipun memiliki keterbatasan finansial, ia berusaha untuk mengalokasikan uangnya dengan bijak.

    Bagi Haris, menjalani gaya hidup hemat adalah keputusan yang diambil untuk memastikan bahwa ia bisa mengatasi kebutuhan mendesak, seperti berobat saat sakit. Kadang-kadang, ia juga meminta bantuan dari orang tua jika situasi memaksa.

    Selain pengeluaran yang tak terduga, Haris juga menerima sumbangan dari warga dan uang saku tambahan dari saudaranya saat Idulfitri. Namun, semua uang tambahan tersebut dialokasikan sebagai tabungan untuk kebutuhan mendesak di masa depan.

    Kisah Haris adalah contoh inspiratif tentang bagaimana seorang mahasiswa dapat menjalani hidup dengan sumber daya terbatas. Meskipun pengeluarannya minim, ia berhasil mengelola keuangannya dengan bijak dan menjalani aktivitasnya sebagai marbot masjid dengan penuh semangat.

    Tidak ada komentar

    Opedi memerlukan kritik dan saran dari sobat Opedi demi kelangsungan blog ini.
    Buat yang sekadar ingin komentar dipersilahkan.
    Budidayakan berkomentar dengan perkataan yang baik.

    Advertisement